Enhanced Data rate GSM Evolution (EDGE) (juga dikenal sebagai Enhanced GPRS (EGPRS), atau IMT Single Carrier (IMT-SC), atau tarif Enhanced Data for Global Evolution) adalah teknologi telepon digital selular yang memungkinkan peningkatan kecepatan transmisi data sebagai ekstensi ke belakang yang kompatibel dengan GSM. EDGE dianggap sebagai teknologi radio pra-3G dan merupakan bagian dari definisi 3G ITU [1] EDGE ditempatkan di jaringan GSM dimulai pada tahun 2003 -.. awalnya oleh Cingular (sekarang AT & T) di Amerika Serikat.
EDGE adalah radio berbasis global yang berkecepatan tinggi mobile data standar yang dapat
diperkenalkan ke dalam GSM / GPRS dan IS-136 [paket mode untuk maju digital
ponsel sistem (D-AMPS)] jaringan. EDGE memungkinkan transmisi data
kecepatan hingga 384 Kbps dalam modus packet-switched; throughputs ini adalah
diperlukan untuk mendukung layanan multimedia. Hal ini dicapai dalam sama
GSM bandwidth dan 800 yang ada -, 900 -, 1800 -, dan frekuensi 1900 MHz
band.
Ide di balik EDGE adalah untuk meningkatkan data rate yang dapat dicapai
dengan operator radio GSM 200-kHz dengan mengubah jenis modulasi
digunakan saat masih bekerja dengan yang ada node jaringan GSM dan GPRS. The
modulasi baru yang diperkenalkan adalah delapan negara fase-shift keying
(8-PSK). Kendala konsep dasar adalah untuk memiliki terkecil yang mungkin
berdampak pada jaringan inti.
EDGE distandarisasi oleh 3GPP sebagai bagian dari keluarga GSM.
Melalui pengenalan metode canggih coding dan mengirimkan data, EDGE memberikan sedikit lebih tinggi-bunga per saluran radio, mengakibatkan tiga kali lipat peningkatan kapasitas dan kinerja dibandingkan dengan koneksi GSM / GPRS biasa.
EDGE dapat digunakan untuk semua paket switched aplikasi, seperti koneksi internet.
EDGE terus berkembang di Release 7 dari standar 3GPP menyediakan latency berkurang dan lebih dari performa dua kali lipat misalnya untuk melengkapi High-Speed Packet Access (HSPA). Puncak bit-rates hingga 1Mbit / s dan khas bit-tingkat 400kbit / s dapat diharapkan.
EDGE / EGPRS diimplementasikan sebagai baut-pada perangkat tambahan untuk 2.5G GSM / GPRS, sehingga memudahkan operator GSM yang ada untuk meng-upgrade untuk itu. EDGE merupakan superset ke GPRS dan dapat berfungsi pada jaringan dengan GPRS digunakan pada itu, disediakan operator menerapkan upgrade yang diperlukan.
EDGE tidak membutuhkan perubahan perangkat keras atau perangkat lunak yang akan dibuat pada jaringan inti GSM. Unit transceiver EDGE-yang kompatibel harus terpasang dan subsistem base station perlu ditingkatkan untuk mendukung EDGE. Jika operator sudah memiliki ini di tempat, yang sering terjadi saat ini, jaringan dapat ditingkatkan untuk EDGE dengan mengaktifkan fitur perangkat lunak opsional. Hari EDGE didukung oleh semua vendor chip utama untuk kedua GSM dan WCDMA / HSPA.
EDGE atau Enhanced Data rates for GSM Evolution adalah teknologi evolusi dari GSM dan IS-136. Tujuan pengembangan teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, efesiensi spektrum, dan memungkinkannya penggunaan aplikasi-aplikasi baru serta meningkatkan kapasitas.
Pengaplikasian EDGE pada jaringan GSM fase 2+ seperti GPRS dan HSCSD dilakukan dengan penambahan lapisan fisik baru pada sisi Radio Access Network (RAN). Jadi tidak ada berubahan di sisi jaringan inti seperti MSC, SGSN, ataupun GGSN.
Kapasitas EDGE Sebagai Teknologi Data Transfer Tingkat Advance
GPRS menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara teori dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE kecepatan datanya sbesar 384 kbps, dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum kecepatan EDGE tiga kali lebih besar dari GPRS. Hal ini dimungkinkan karena pada EDGE digunakan teknik modulasi (EDGE menggunakan 8PSK, GPRS menggunakan GMSK) dan metode toleransi kesalahan yang berbeda dengan GPRS, dan juga mekanisme adaptasi pranala yang diperbaiki. EDGE juga menggunakan coding scheme yang berbeda dengan GPRS. Dalam EDGE dikenal 9 macam skema pengkodean, sedangkan di GPRS hanya ada 4 skema pengkodean.
Sekilas Sejarah Perkembangan Teknologi EDGE
EDGE mengalami perkembangan dari beberapa generasi terdahulu. Perkembangan teknologi ini didahului oleh AMPS sebagai teknologi komunikasi seluler generasi pertama pada tahun 1978, hingga sekarang (tahun 2006), perkembangan nya sudah sampai pada teknologi generasi ke-4, walaupun masih dalam tahap penelitian dan uji coba. GSM sendiri sebagai salah satu teknologi komunikasi mobile generasi kedua, merupakan teknologi yang saat ini paling banyak digunakan di berbagai negara. Dalam perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara dan data berkecepatan rendah (9.6 - 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi GPRS yang mampu menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang lebih baik, 115 kbps.
Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system komunikasi mobile yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini kemudian diperkenalkanlah EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.
Pada pengembangan selanjutnya, diperkenalkanlah teknologi generasi ketiga, salah satunya UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service), yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 2 Mbps. Dengan kecepatan hingga 2 Mbps, jaringan UMTS dapat melayani aplikasi-aplikasi multimedia (video streaming, akses internet ataupun video conference) melalui perangkat seluler dengan cukup baik. Perkembangan di dunia telekomunikasi seluler ini diyakini akan terus berkembang, hingga nantinya diperkenalkan teknologi-teknologi baru yang lebih baik dari yang ada saat ini. Akhir-akhir ini, para ilmuwan berusaha mengembangkan teknologi telekomunikasi seluler dengan jangkauan yang sangat lebar, tingkat mobilitas tinggi, layanan yang terintegrasi, dan berbasikan IP (mobile IP). Teknologi ini diperkenalkan dengan nama “Beyond 3G” atau 4G.
Kapasitas dan Kapabilitas EDGE Sebagai Teknologi Mobile Generasi Ketiga (3G)
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, EDGE memiliki Dalam transfer data, misalnya, teknologi EDGE bisa tiga kali lebih cepat dari teknologi GPRS. Artinya, bila pelanggan selular ingin mendownload pesan MMS dengan teknologi GPRS memerlukan waktu puluhan detik, tapi dengan teknologi EDGE, hanya perlu waktu beberapa detik saja.
Kelebihan lain, bila teknologi GPRS memiliki kemampuan transfer data hingga 114 Kbps, teknologi EDGE mampu mendukung data, layanan multimedia hingga 384 Kbps. EDGE merupakan sebutan baru buat GSM 384. Teknologi ini disebut GSM 384, karena memiliki kemampuan transmisi data hingga 384 Kbps.
Menurut GSM World Association, EDGE bahkan dapat mencapai kecepatan hingga 473,8 kbps. Dengan EDGE, operator seluler dapat memberikan layanan komunikasi data dengan kecepatan lebih tinggi dibandingkan GPRS, di mana GPRS hanya mampu melakukan pengiriman data dengan kecepatan sekitar 25 Kbps. Begitu juga bila dibandingkan platform lain, kemampuan EDGE mencapai 3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon (biasanya sekitar 30-40 kbps) dan hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 1x yang hanya sekitar 70-80 kbps. Tentang layanan yang diberikan teknologi ini, yakni berbagai aplikasi layanan generasi ketiga yakni audio streaming kualitas tinggi, video streaming, permainan on line, high speed download.
Implementasi EDGE
Seperti namanya, EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution), adalah teknologi yang dikembangkan dengan teknologi dasar GSM dan GPRS. Sebuah sistem EDGE dikembangkan dengan tetap menggunakan perangkat yang terdapat pada jaringan GSM/GPRS. Jadi EDGE tidak bisa sendiri. Sebuah sistem GPRS terdiri dari SGSN (Serving GPRS Support Node) dan GGSN (Gateway GPRS Support Node), yang merupakan jaringan corenya, yang ditambahkan pada sebuah jaringan GSM sebelumnya. Sedangkan pada sisi radionya, jaringan GPRS membutuhkan penambahan PCU pada perangkat radio jaringan GSM sebelumnya. Gambar di bawah ini menunjukan diagram jaringan GPRS secara umum.
Pengimplementasian EDGE pada jaringan existing GPRS hanya memerlukan penambahan pada sisi radio aksesnya saja. Sedangkan pada sisi jaringan intinya, EDGE menggunakan perangkat dan protokol yang sama dengan yang digunakan pada jaringan GPRS sebelumnya. Perbedaan jaringan GPRS dan EDGE hanya terdapat pada sisi radio akssnya saja, sedangkan pada sisi jaringan intinya, EDGE dan GPRS menggunakan piranti dan protokol yang sama. Sebuah jaringan GPRS dapat diupgrade menjadi sebuah jaringan dengan sistem EDGE hanya dengan menambahkan sebuah EDGE Transceivier Unit (TRU) pada sisi radio aksesnya.
Proses Kecepatan EDGE
EDGE adalah sebuah cara untuk meningkatkan kecepatan data pada pranala radio GSM. Dengan menggunakan teknik modulasi dan skema pengkodean yang berbeda dengan sistem GPRS sebelumnya, serta dengan melakukan pengaturan pada pranala protokol radionya, EDGE menawarkan kapasitas yang secara signifikan jauh lebih besar dari yang dimiliki oleh system GPRS. Jadi secara umum ada tiga aspek teknik baru pada EDGE jika kita bandingkan dengan GPRS, yaitu
Teknik Modulasi
Teknik Coding
Radio Access Network (RAN)
Modulasi Pada EDGE
Untuk mendapatkan kecepatan transfer yang lebih tinggi dari GPRS yang menggunakan modulasi GMSK (Gausian Minimum Shift Keying), EDGE menggunakan teknik modulasi yang berbeda dengan GPRS yaitu 8PSK (8-Phase Shif Keying). Gambar dibawah ini menunjukan visualisasi dari modulasi GMSK pada GPRS dan 8PSSK pada EDGE yang digambarkan pasa sebuah diagram I/Q, dimana I adalah sumbu real dan Q adalah sumbu imajiner.
Dengan menggunakan modulasi 8PSK, sebuah symbol dikodekan dengan menggunakan 3 bit, sedangkan pada GMSK sebuah symbol dikodekan dengan 1 bit. Karena GMSK dan 8PSK mempunyai simbol tingkat yang sama, yaitu sebesar 270 ksimbol/s, maka secara keseluruhan tingkat modulasi pada 8PSK akan menjadi 3 kali lebih besar daripada GMSK, yaitu sebesar 810 kb/s.
Berdasarkan penjelasan di atas, jarak antar simbol pada 8PSK adalah lebih pendek daripada jarak antar simbol pada GMSK, karena dalam 8PSK ad 8 simbol sedengkan pada GMSK hanya ada 2 simbol. Makin pendek jarak antar simbol mengakibatkan besar tingkat sinyal antar satu simbol dengan simbol lainnya lebih sulit untuk dibedakan. Sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan lebih besar.
Pada kondisi sinyal radio yang cukup baik, perbedaan jarak antar simbol ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas data yang dikirim. Pada saat kondisi sinyal radio yang buruk, maka diperlukan penambahan ekstra bit yang akan digunakan sebagai sebagai koreksi kesalahan, sehingga data yang salah diterima dapat diperbaiki. Sehingga kualitas data pada EDGE tidak kalah dengan kualitas data pada GPRS yang menggunakan MPSK. Lagi pula, dalam EDGE juga digunakan modulasi MPSK yang digunakan pada CS1 sampai dengan CS4 - nya, dan juga dalam EDGE ada proses “penyesuaian paket” yang dapat merubah jenis CS yang digunakan bila terjadi kesalahan pada data yang dikirim.
Teknik Pengkodean Pada EDGE
Pada EDGE dikenal 9 macam teknik pengkodean, yaitu MCS (Modulation Coding Scheme ) 1 sampai dengan MCS9. Sedangkan pada GPRS hanya digunakan 4 buah teknik pengkodean, yaitu CS (coding Scheme) 1 sampai dengan SC4. Empat teknik pengkodean pertama pada EDGE, MCS1 sampai dengan MCS4, menggunakan modulasi GMSK, sama seperti yang digunakan pada GPRS. Sedangkan 5 teknik pengkodean lainnya, MCS5 sampai dengan MCS9, menggunakan modulasi 8PSK.
Baik pada GPRS ataupun EDGE, tingkatan skema pengkodean yang lebih tinggi menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi pula tapi di samping itu, makin tingggi tingkatan skema pengkodeannya, maka ketahanannya terhadap kesalahan makin rendah. Artinya, makin tinggi kecepatan paket data, maka makin mudah paket data itu mengalami kesalahan dalam pengirimannya. Hal ini karena, makin tinggi tingkatan skema pengkodeannya, maka tingkatan mekanisme “koreksi kesalahan” yang digunakan makin rendah.
Walaupun MCS1 sampai dengan MCS4 pada EGDE sama-sama menggunakan modulasi GMSK seperti CS1 sampai dengan CS4 pada GPRS, tetapi keduanya memiliki kecepatan yang berbeda. Hal ini karena adanya penggunaan header yang berbeda. Pada EDGE, paket datanya mengandung header yang memungkinkan dilakukannya resegmentasi paket data. Artinya, apabila suatu paket data dikirimkan dengan menggunakan tingkat skema pengkodean yang tinggi (kecepatan lebih tinggi, koreksi kesalahan kurang) dan data tidak diterima dengan baik pada sisi penerima.
Setelah dilakukan permintaan pengiriman ulang (retransmisi) paket data yang salah terima itu, pada pengiriman selanjutnya, skema pengkodean yang digunakan dapat diganti dan disesuaikan dengan kondisi antarmuka radio. Artinya, pada pengiriman selanjutnya, packet data akan dikirimkan dengan menggunakan skema pengkodean yang lebih rendah, yang memiliki mekanisme koreksi kesalahan yang lebih baik. Sehingga diharapkan pada pengiriman kedua ini data dapat diterima dengan baik di sisi penerima.
Berbeda dengan GPRS, resegmentasi paket data ini tidak dapat dilakukan. Sehingga apabila suatu paket data telah dikirim dengan menggunakan suatu skema pengkodean tertentu. Maka walaupun data diterima salah di sisi penerima, pada saat pengiriman berikutnya,data tetap akan dikirim dengan menggunakan skema pengkodean yang sama. Sehingga kemungkinan paket data itu salah diterima di sisi penerima masih sama besar dengan sewaktu pengiriman pertama. Dengan demikian dapat dicapai keseimbangan antara kecepatan transfer dan kualitas data yang ditransfer.
Perkembangan Teknologi EDGE Di Indonesia Dan Perkembangannya pada Masa Depan
Di Indonesia, teknologi EDGE sudah berkembang selama beberapa tahun sejak tahun terakhir EDGE. Perkembangan teknologi GSM di Indonesia bergulir secara pesat dimulai dengan penggelaran secara serempak dual band (GSM 900 dan 1800) dan dilanjutkan penggelaran GPRS secara serempak, telah berhasil menghantar industri memasuki fase 2,5 secara tidak terasa. Belum lama teknologi 2,5G bergulir, lahirlah teknologi 3G yang membawa revolusi dalam teknologi seluler Indonesia. Beberapa provider di Indonesia, seperti Indosat, Telkomsel, dan Excelcomindo berlomba- lomba menciptakan inovasi baru dengan mengusung teknologi 3G. Banyak masyarakat indonesia terutama bagi mereka yang tinggal di kota besar deperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya yang menggunakan berbagai layanan 3G yang tersedia seperti panggilan video, download content, akses internet kecepatan tinggi, dll.
Setelah kurang lebih 2 tahun diperkenalkan 3G di Indonesia sekarang sudah muncul evolusi dari 3G yang dikenal dengan nama HSDPA atau 3,5G. HSDPA atau High Speed Downlink Packet Access merupakan teknologi yang berjalan pada platform 3G pada channel baru yang disebut High Speed Downlink Shared Channel (HS-DSCH). Dengan HDSPA, kecepatan downlink secara teori dapat mencapai 3,6 Mbps bandingkan dengan 3G yang hanya mencapai 384 Kbps. Karena masih berjalan pada platform 3G namun dengan kecepatan melampaui kecepatan 3G standar maka teknologi ini disebut juga sebagai 3,5G. Sebenernya perkembangan teknologi HSDPA pada 3G hampir mirip dengan perkembangan teknologi EDGE atau Enhanced GPRS (EGPRS) pada GPRS. Perlu diketahui, EDGE memiliki kecepatan downlink mencapai 236 Kbps, cukup cepat jika dibandingkan dengan GPRS standar yang memiliki kecepatan sekitar 50 Kbps. Karena hal tersebut pula teknologi EDGE atau GPRS juga dikenal dengan nama teknologi 2,75G.
Transmission techniques
In addition to Gaussian minimum-shift keying (GMSK), EDGE uses higher-order PSK/8 phase shift keying (8PSK) for the upper five of its nine modulation and coding schemes. EDGE produces a 3-bit word for every change in carrier phase. This effectively triples the gross data rate offered by GSM. EDGE, like GPRS, uses a rate adaptation algorithm that adapts the modulation and coding scheme (MCS) according to the quality of the radio channel, and thus the bit rate and robustness of data transmission. It introduces a new technology not found in GPRS, Incremental Redundancy, which, instead of retransmitting disturbed packets, sends more redundancy information to be combined in the receiver. This increases the probability of correct decoding.
EDGE can carry a bandwidth up to 236.8 kbit/s (with end-to-end latency of less than 150 ms) for 4 timeslots (theoretical maximum is 473.6 kbit/s for 8 timeslots) in packet mode. This means it can handle four times as much traffic as standard GPRS. EDGE meets the International Telecommunications Union's requirement for a 3G network, and has been accepted by the ITU as part of the IMT-2000 family of 3G standards. It also enhances the circuit data mode called HSCSD, increasing the data rate of this service. EDGE is part of ITU's 3G definition and is considered a 3G radio technology.
EDGE modulation and coding scheme (MCS)
EDGE is four times as efficient as GPRS. GPRS uses four coding schemes (CS-1 to 4) while EDGE uses nine Modulation and Coding Schemes (MCS-1 to 9). Coding and modulation
scheme (MCS) Bit Rate
(kbit/s/slot) Modulation
MCS-1 8.80 GMSK
MCS-2 11.2 GMSK
MCS-3 14.8 GMSK
MCS-4 17.6 GMSK
MCS-5 22.4 8-PSK
MCS-6 29.6 8-PSK
MCS-7 44.8 8-PSK
MCS-8 54.4 8-PSK
MCS-9 59.2 8-PSK
Evolved EDGE
Evolved EDGE improves on EDGE in a number of ways. Latencies are reduced by lowering the Transmission Time Interval by half (from 20 ms to 10 ms). Bit rates are increased up to 1 MBit/s peak bandwidth and latencies down to 80 ms using dual carriers, higher symbol rate and higher-order modulation (32QAM and 16QAM instead of 8-PSK), and turbo codes to improve error correction. And finally signal quality is improved using dual antennas improving average bit-rates and spectrum efficiency. EDGE Evolution can be gradually introduced as software upgrades, taking advantage of the installed base. With EDGE Evolution, end-users will be able to experience mobile internet connections corresponding to a 500 kbit/s ADSL service.
Mobile broadband
Mobile broadband. trictly berbicara Mobile Internet sebagai QOS tidak memenuhi definisi internasional Broadband) adalah nama yang digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis akses internet nirkabel berkecepatan tinggi melalui telepon, modem portabel atau lainnya perangkat. Berbagai standar jaringan dapat digunakan, seperti GPRS, 3G, WiMAX, LTE, Flash-OFDMA, IPW, iBurst UMTS / HSPA, EV-DO dan beberapa sistem berbasis satelit portabel [1]. Namun kebanyakan istilah ini mengacu pada EVDO (sistem saudara CDMA-1), EDGE pada GSM dan HSPDA / HSUPA / HSPA pada UMTS/3G/Foma. Seperti sistem kuda-kudaan pada infrastruktur telepon selular (EDGE, HSPA spektrum sebenarnya saham dll dengan panggilan suara, yang memiliki prioritas). Jadi frase "Mobile Broadband" sebagian besar merupakan alat pemasaran operator nirkabel. Sebenarnya "non-Mobile Phone" Mobile jaringan sangat subscriber basis yang kecil (Mobile WiMax, iBurst, Flash-OFDMA, IPW dan portable terminal satelit) dibandingkan dengan Fixed Wireless Broadband. Taktik vendor menyesatkan adalah dengan kutipan kecepatan puncak sebagai kecepatan user. Ini seperti mengutip kecepatan pertukaran total DSL atau kabel bandwidth total pengguna Cable. Ini memiliki kemiripan sedikit Worl nyata
Amerika Utara mengacu ke jaringan Mobile Phone sebagai Seluler Networks. Namun semua non-Satelit Internet Mobile adalah desain seluler, tetapi hanya CDMA-1 (EVDO terkait), GSM (GPRS / EDGE), UMTS/WCDMA/3G/FOMA/T-CDMA (HSPDA, HSUPA, HSPA, HSPA +) yang Mobile Telepon Jaringan. LTE dan Mobile WiMax adalah Data hanya, dengan menggunakan VOIP untuk suara. Flash-OFDMA, IPW (berasal dari CDMA) dan iBurst juga jaringan data saja. Dalam teori juga anda bisa memiliki jaringan EDGE2 Eran berbasis tanpa suara GPRS atau GSM, tetapi tidak ada kemungkinan untuk menyebarkan itu. Suara dan SMS membayar untuk jaringan Mobile Phone. Dalam jangka panjang setiap kecepatan yang layak LTE atau Mobile WiMax mungkin akan sangat jauh lebih mahal per lalu lintas Gigabyte dari Broadband tetap atau Fixed Wireless Broadband.
Perangkat yang menyediakan mobile broadband meliputi: kartu PC juga dikenal sebagai kartu PC data atau Connect kartu, modem USB, USB sticks sering disebut "dongle", telepon dengan modem data dan perangkat portable dengan built-in mendukung untuk Mobile Broadband (seperti notebook, netbook dan Mobile Internet Devices (MID)). Notebook dengan built-in Mobile Broadband Modul ditawarkan oleh semua produsen laptop terkemuka di Eropa dan Asia termasuk: Asus, Dell, Lenovo (dahulu IBM), HP, Fujitsu, Toshiba, Micro-Star International dan Acer.
Sekelompok produsen telekomunikasi, produsen ponsel, produsen chipset dan produsen notebook telah bergabung untuk mendorong built-in mendukung untuk teknologi Broadband Mobile pada komputer notebook. Para pemain telah membentuk merek jasa untuk mengidentifikasi perangkat yang memberikan Mobile Broadband.
Beberapa Perbandingan antara Dialup (narrowband), Ponsel (Midband) dan sejati selalu di Broadband: menghubungkan ke OECD, FCC dan Pemerintah Irlandia Definisi. Penjelasan mengapa kinerja Mobile sering 1/10th dari kecepatan Diiklankan, tetes koneksi dan mungkin tidak dapat terhubung sama sekali.
REFERENSI :
--> http://id.wikipedia.org/wiki/Enhanced_Data_Rates_for_GSM_Evolution
--> http://en.wikipedia.org/wiki/Enhanced_Data_Rates_for_GSM_Evolution
--> http://en.wikipedia.org/wiki/Mobile_broadband
--> MODUL EBOOK : EDGE for mobile internet
Nama : Nina Suri Tilandani
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
SEO